Selasa, 27 Oktober 2015

mempersiapkan generasi bahari, melalui pendidikan kebaharian, ilmu kebaharian


 MEMPERSIAPKAN GENERASI MASA DEPAN
melalui Pendidikan Kebaharian

Oleh:
Dudi Akasyah, MSi.
Guru SMK Pelayaran Jakarta Raya

Untuk mewujudkan generasi yang kompetitif dalam dunia bahari maka diperlukan suatu proses. Adapun proses yang sangat menentukan nasib masa generasi adalah pendekatan pendidikan. Melalui pendidikan maka mempersiapkan generasi yang konsen dengan kelautan menjadi lebih realistis dan lebih kokoh di masa yang akan datang. Dalam hal ini, Yayasan Hang Tuah konsisten dalam menanamkan nilai-nilai bahari kepada anak didik, generasi muda bangsa. Kita perlu mengapresiasi sebagai kontribusi yang sangat berharga di dalam mendidik dan mempersiapkan generasi muda bahari yang berkualitas di masa yang akan datang.
Pendekatan Pendidikan
Pengenalan melalui pendidikan memiliki keuntungan dalam perspektif berkesinambungan (kontinyuitas), kurikulum, dan mewujudkan generasi masa depan yang berwawasan bahari. Perlu berbagai pendekatan untuk memperkenalkan bahari kepada sekitar 250 juta penduduk Indonesia. Sudut pandang perlu diperbaiki bahwa laut Indonesia terbuka untuk diberdayakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Ironi jika kekayaan laut yang berlimpah, baik secara demografis maupun sumber daya laut itu sendiri di satu sisi, namun amat miskin kratifitas penduduk di dalam mengeksplore kekayaan laut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi rata-rata pencurian ikan di laut Indonesia oleh nelayan asing yaitu 30 trilyun setiap tahunnya. Di samping itu, secara kuantitas dan kualitas nelayan berbendera asing mengalahkan nelayan Indonesia. Jumlah nelayan berbendera asing mencapai angka fantastik yaitu di atas 90 persen dibandingkan dengan nelayan Indonesia. Diperparah lagi dengan kondisi nelayan Indonesia yang masih mengandalkan perahu-perahu kecil yang perolehan ikannya sedikit.
Kekayaan laut amat luas menjadi lahan rakyat Indonesia di dalam menumbuhkan kreatifitas, produktifitas, dan profesionalitas.
Makna menggali kekayaan laut bukan berarti mengekspolitasi (mengeruk keuntungan secara membabi-buta) namun lebih bersifat "mengambil manfaat" sembari tetap menjaga dan melestarikan lautan nusantara. Permasalahannya kini, yang mengeksploitasi adalah perusahaan asing dan nelayan asing, penduduk pesisir yang terkena polusinya.
Idealnya, mensosialisasikan bahari adalah merupakan tanggung jawab setiap individu sehingga semuanya berjalan bersama guna mewujudkan kejayaan bahari nusantara.
Jiwa kebaharian pelajar sebenarnya sudah ada, faktanya hampir setiap wisata atau study tour sekolah objek tujuannya adalah ke pantai-pantai. Hal ini menunjukan bahwa jiwa bahari sebenarnya sudah ada, namun tidak ditindak-lanjuti dengan penggalian lebih lanjut mengenai kelautan Indonesia.
Melalui pendidikan kebaharian secara berkelanjutan, dalam perjalanannya akan tercipta iklim ilmiah yang dinamis dan visioner, yang meliputi: pertama, mengindentifikasi peluang-peluang usaha di sektor kelautan. Kedua, mengembangkan usaha. Ketiga, pengembangan sumber daya manusia di bidang bahari. Keempat, pengembangan keilmuan, kajian ilmiah, studi banding, dan penelitian dalam bidang bersangkutan.
Peranan Guru Kebaharian
Peranan Guru Kebaharian sebagai agent intellectual atau agent of change, di dalam mengejewantahkan nilai-nilai kelautan sehingga terwujud chemistri antara individu dengan jiwa kelautan. Selama ini, dunia kelautan dengan jiwa bangsa sepertinya belum optimal di dalam menjiwai, memiliki, menghayati, terlebih lagi penguasaan dalam hal praktis, apalagi kelautan dalam tataran teoretis.
Keterampilan Siswa, Industri Kreatif
Industri kreatif merupakan salah satu cara yang relatif lebih mudah dan murah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahari. Di sekolah-sekolah biasanya rutin dilaksanakan beraneka ragam keterampilan, adalah perlu jika dalam ilmu kebaharian ditampilkan karya-karya atau keterampilam yang menjadikan potensi kelautan sebagai objeknya. Industri kreatif merupakan wahana bagi anak didik menuangkan imajinasinya sehingga dapat membuat berbagai kalangan melirik potensi kelautan di masa yang akan datang, baik potensi kelautan yang ditangani secara kelembagaan maupun perseorangan.
Pengenalan Kebaharian dapat diperkenalkan kepada sekolah umum
Sekolah umum sebenarnya tidak menutup pintu dari wawasan kelautan dimana SMK Pelayaran dapat menjadi pelopornya. Salah-satunya ditunjukkan bahwa banyak sekolah yang mengadakan wisata alam ke pantai-pantai, hal ini menunjukkan bahwa telah ada semangat kebaharian dan bangga atas keindahan lautan Indonesia. Namun sayang, sekarang hanya sebatas acara wisata yang spontanitas tanpa ada kontinyitas.
Di Indonesia, terdapat beberapa titik pantai yang banyak dikunjungi, hal ini dapat menjadi sentra promosi, publikasi, dan bimbingan untuk menstimulasi dan mengedukasi bangsa untuk menyuburkan wawasan kebaharian.
Promosi Kelautan
Laut Indonesia tak ada yang menyangsikan lagi sebagai laut yang sangat indah dengan sejuta pesona. Terhampar luas dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia, tak ubahnya seperti lautan permata yang menyilaukan dunia. Namun, apabila tidak disertai dengan promosi-promosi maka laut Indonesia tak ubahnya seperti kolam kecil yang sulit dan mahal untuk dikunjungi.
Promosi dapat berupa yang umum dilaksanakan, seperti brosur, maupun cerita dari mulut ke mulut, ataupun bagusnya fasilitas bahari sehingga menggoda orang untuk kembali ke dunia kelautan.
Hal terpenting dari mewujudkan kesadaran adalah mindset, kemudian didukung oleh stimulus, fasilitas, minat, dan bimbingan yang terus menerus. Sebenarnya ketika minat sudah muncul maka akan menumbuhkan kesadaran kolektif dengan lembaga dan individu yang semakin massif.
Pengenalan bahari dapat dilakukan melalui pendekatan hightech dan tradisional, hal ini berguna bagi para profesional maupun yang baru mengenal kelautan.
Samudera Indonesia terhampar luas menunggu tangan-tangan kreatif putra nusantara
Sudah cukup lama samudera nusantara tidak bergema semenjak kejayaan majapahit dan sriwijaya. Bukanlah berkurangnya wilayah laut, namun berkurangnya sumber daya manusia yang berwawasan kelautan. Hal ini akibat kurangnya pendidikan bagi generasi muda di dalam pengkajian kelautan. Telah terjadi generasi yang terputus semenjak era Sriwijaya, kemudian sekarang kita akan menumbuhkan kembali semangat bahari guna mengembalikan  kejayaan di masa silam.
Paradigma yang harus dibenahi: High Tech dan Kemampuan Rumit
Terdapat pemikiran bahwa keengganan mengenal kelautan disebabkan karena membutuhkan biaya besar, teknologi tinggi, dan kemampuan rumit, seperti harus pintar berenang, ahli menyelam, dan sejenisnya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu metodologis, teknik penyampaian atau komunikasi sehingga image tentang bahari dari semula rumit menjadi ringan dan menstimulus sebagai kegiatan yang murah, mudah, menarik, menyenangkan, dan menjamin masa depan. Semuanya bermula dari menumbuhkan minat, pembentukan mindset, sebab jika nanti sudah menyenangkan maka berapa pun dananya atau tantangannya bukanlah sebagai permasalahan serius.
Menyikapi Pasar Bebas
Bangsa ini harus mewaspadai pasar bebas yang akan bergerak ke berbagai lini. Kita harus berupaya bagaimana kekayaan laut dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan bangsa, yakni tidak dijadikan komoditi asing yang membuat bangsa seperti tamu di tanahnya sendiri. Potensi kelautan yang berlimpah apabila tidak mampu dikelola akan membuat bumerang sebab hal itu membuka peluang pihak asing untuk menguasainya, di sisi lain masyarakat hanya bersikap pragmatis (menjadi kuli di lautnya sendiri). Tentu, hal itu tidak boleh terjadi. Dengan harapan pemerintah dapat menaruh perhatian serius bagi tumbuhnya kesadaran bahari dan pemberdayaan bahari sehingga menjadi karunia dan kekuatan sosial ekonomi bangsa Indonesia.
Sinergi dengan Perusahaan
Selain dukungan dari pemerintah, maka diperlukan juga dukungan dari perusahaan baik yang berkaitan dengan kelautan maupun yang menaruh minat atau yang ikut bertanggung-jawab terhadap nasib penerus generasi bahari, yaitu untuk ikut ambil bagian dalam memfasilitasi bagi lahirnya generasi bahari di masa yang akan datang. Perusahaan dapat menjadi sponsorship guna menstimulus kegiatan kebaharian.
Suatu Kontemplasi
Jika kita melihat ada beberapa negara yang tidak memiliki garis pantai. Tentu, mereka akan mengatakan jika saja memiliki laut maka negara itu akan makmur sebab laut merupakan kekayaan negara yang tak terhingga. Ada juga negara yang garis pantainya sedikit namun mereka dapat memaksimalkannya sehingga laut memberikan benefit bagi bangsa.
Berdasarkan kontemplasi di atas maka bagaimana dengan Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia? Adalah sebuah ironi jika bangsa ini tidak dapat mengambil manfaat dari berlimpahnya kekayaan lautan Indonesia.
Terdapat banyak negara yang mampu memaksimalkan sumber daya laut, misalnya Inggris dan Jepang. Apabila Indonesia mampu memperbaiki paradigma dan kemudian mengambil langkah yang fokus terhadap dunia bahari maka Indonesia akan menjelma menjadi negara maju hal ini tidak terlepas dari sumber daya laut yang merupakan terbesar sedunia. Christopher Eve, Senior Vice President of UBM Asia Ltd, menyatakan bahwa Inggris dan Jepang merupakan negara yang berhasil dalam pemanfaatan laut, jika Indonesia mengikutinya maka Indonesia akan menjadi negara maritim yang berpotensi tinggi menjadi pasar sempurna untuk bisnis usaha di bidang kebaharian.
Kelautan Indonesia, tidak hanya representatif untuk perdagangan dunia, namun juga sangat kondusif untuk perdagangan domestik, mengingat negara Indonesia merupakan negara kepulauan. Peluang kapal tidak hanya dipergunakan untuk mengangkut makanan, melainkan sarana transportasi material dan transportasi manusia. Ia mengatakan bahwa di Indonesia laut prospektif merupakan jalan raya.
Namun semua itu sangat membutuhkan sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pendidikan dan pembinaan yang berkelanjutan. Berdasarkan survey UNDP tahun 2011 yang dilakukan terhadap 187 negara dunia menunjukan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indonesia hanya menempati urutan 124. Indonesia perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Perlu perbaikan sumber daya manusia, agar anugerah laut Indonesia dapat menjadi karunia untuk bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pendidikan berbasis bahari merupakan keniscayaan di dalam upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang disegani dunia.
Dalam hal ini, kita perlu memberikan apresiasi kepada Yayasan Hang Tuah yang telah dan akan terus menerus memperjuangkan dan mengaplikasikan nilai-nilai bahari melalui pendidikan bagi seluruh anak didik, khususnya di lingkungan satuan pendidikan Hang Tuah, dan umumnya generasi muda bahari Indonesia, guna mempersiapkan dan mewujudkan generasi bahari yang unggul di masa yang akan datang.

Jakarta, 23 Oktober 2014


Penulis:
Dudi Akasyah
Guru SMK Pelayaran Jakarta Raya
HP 085-222-777-235
Alamat Rumah:
Vila Gading Indah Blok A2 no.8, Jl. Boulevard Gading Raya, Kelapa Gading Barat 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar