Sabtu, 19 April 2014

Kelurahan Kelapa Gading Barat, Membangun Masyarakat agar Lebih Optimal


MEMBANGUN MASYARAKAT
DI KELURAHAN KELAPA GADING BARAT
Oleh: Dudi Akasyah, MSi.
Tinggal di Vila Gading Indah


Potensi dan Problema
Kita berada di lingkungan Kelurahan Kelapa Gading Barat yang melingkupi 21 RW, masyarakatnya berasal dari berbagai kalangan, profesi, dan status sosial. Bangunan yang dihuni terdiri dari perumahan elit, apartemen, rukan, komplek perumahan, dan rumah sederhana.
Meskipun tampaknya anggota masyarakat berserak namun pada saat-saat tertentu mereka membutuhkan solidaritas, kebersamaan, dan membangun persaudaraan.
Keseimbangan, itulah yang dibutuhkan. Ada saatnya sibuk mengurus kepentingan pribadi, ada saatnya peduli terhadap kepentingan masyarakat sekitar.
Yang muncul sekarang ini adalah kesibukan mengurus pribadi sehingga memunculkan kesan individualistik. Adapun dari sisi mengurus kepentingan masyarakat masih belum terwujud. Alasannya dapat berupa kesibukan, saling mengandalkan antar satu dengan yang lain, ataupun tidak adanya kepentingan untuk hal tersebut. Hal tersebut berakibat terhadap minimnya kegiatan kemaslahatan masyarakat sekitar yang dipelopori oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Di sisi lain, aparat pemerintahan lebih disibukkan dengan mengurus hal-hal yang bersifat administratif semata sehingga program pemberdayaan warga seringkali luput dari perhatian. Hal-hal yang demikian, sepatutnya untuk dicermati agar perkembangan masyarakat menjadi semakin dinamis, masyarakat memiliki kebanggaan terhadap nilai-nilai persaudaraan, kebersamaan, dan kepedulian antar satu individu dengan individu yang lainnya. Percayalah, apabila kebersamaan antar komponen masyarakat tercapai maka hasil positif akan berlimpah.
Masyarakat merupakan investasi manakala diberdayakan dengan optimal. Lagi-lagi kita membutuhkan tekad yang kuat (political will) untuk melakukan perbaikan. Paling tidak, bermula dari merintis, mempertahankan, dan terus menerus memberi kontribusi.
Rasanya tidak lengkap kalau di lingkungan kita tidak ada kegiatan yang bermanfaat. Setiap individu ketika berkumpul maka akan memunculkan berbagai kesempatan untuk berinteraksi, silaturahmi, dan menjalin kerjasama untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Sebagai makhluk sosial maka selalu muncul keinginan untuk saling mengenal, menjalin persaudaraan, dan mewujudkan berbagai kebaikan besar yang ditopang oleh potensi insani.
Rutinitas yang muncul dari motif mencukupi kebutuhan pribadi merupakan hal yang sah-sah saja sebab waktu dipergunakan agar bagaimana individu dapat mempertahankan hidup. Namun, di sisi lain menyisihkan waktu, pikiran, atau potensi untuk kebaikan masyarakat merupakan hal yang perlu dilakukan agar optimalisasi fitrah sebagai makhluk sosial dapat tercapai. Dalam arti, keterikatan sosial, munculnya solidaritas, kebersamaan dalam mewujudkan kekuatan; dapat kita capai melalui kepedulian terhadap tetangga atau masyarakat yang paling dekat dengan kehidupan kita.
Berbicara kontribusi masyarakat adalah berbicara untuk jangka panjang, membutuhkan kontinuitas dalam menata dan membangun kesadaran, serta dorongan internal yang terus menerus dari para pelopor, yakni individu yang mempunyai keinginan sebagai kontributor.
Dimaklumi bahwa masyarakat kota identik dengan individualistik, waktu full time dengan alasan profesionalisme, tugas-tugas kemasyarakatan cukup dengan rekrutmen security, dan mencukupkan diri dengan memposisikan sebagai konseptor belaka tanpa mampu membumikan konsep tersebut dalam aplikasi nyata terhadap masyarakat terdekat.
Kita khan masyarakat kota bukan desa? Demikian alasan yang sering dikemukakan. Padahal, jika alasannya demikian, orang desa pun akan mengatakan hal yang sama: kami tidak bisa, karena kami masyarakat desa bukan kota. Di kota hal itu bisa, tetapi di desa tidak mungkin terwujud.” Lalu sampai kapan akan muncul kesadaran: “Ini tanggung jawab kami, maka kami harus bergerak mulai saat ini.”
Hal ini merupakan catatan tentang diri kita, bagaimana memulai untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat. Jangan berharap di tempat lain dapat memberi manfaat, jikalau kita belum memulainya sekarang. Kehidupan bermasyarakat merupakan pengalaman yang kemudian memunculkan pengetahuan yang sangat berguna dan applicable.
Namun, di sisi lain individu harus memiliki pengalaman dalam bermasyarakat. Mengapa individu harus memulai bermasyarakat dari semenjak dini? Sebab untuk menggali pengalaman terlebih dahulu. Seseorang yang baru terjun ke masyarakat maka ia akan kikuk dan gugup jika menghadapi kisruh atau riak-riak di masyarakat. Berbeda jika ia telah memiliki pengalaman maka ia telah mumpuni di dalam memberi manfaat untuk orang banyak.
Tumbuhnya teknologi acap kali memberikan situasi instan dimana seseorang dapat eksis di depan meja, di hadapan internet, atau media sejenisnya. Di satu sisi hal itu dapat diterima, namun di sisi lain ilmu rekayasa tersebut belumlah cukup untuk melengkapi keutuhan manusia. Pertemuan fisik, mewujudkan silaturahmi, saling memberi manfaat dan mewujudkan solidaritas, merupakan hal utama yang mengutuhkan diri sebagai manusia.
Penulis kira permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan umum yang seringkali dijumpai di masyarakat manapun juga. Namun, jangan pula pesimistik sebab jika problema terus ditelisik disertai dengan keuletan maka problem tersebut akan mampu ditemukan solusinya, serta yang jauh lebih penting adalah pelaksanaan dari solusi tersebut di lapangan sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Catatan ini hanya sebatas kontemplasi, perenungan. Besar harapan, bermula dari perenungan ini, kita memperoleh pendorong untuk melakukan aksi.
Agent of Social Change
Kita memerlukan individu-individu sebagai agent of social change (agen sosial) yang memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dimulai dari kesadaran diri kita, konsistensi, kontinyuitas, serta dukungan dari berbagai pihak; dari masyarakat, pemerintahan, tokoh masyarakat, dan seluruh komponen yang berada di lingkungan Kelapa Gading Barat.
Medio, Nopember 2011

Selasa, 15 April 2014

cuyot, incu ma oyot, halal bi halal, babakan wanahayu, sukamurni, desa wanahayu, maja, majalengka

HALAL BI HALAL CUYOT

Acara yang ditunggu-tunggu oleh sebuah keluarga besar adalah acara di saat kita dapat bertemu dengan saudara-saudara. Moment halal bi halal merupakan saat yang ditunggu. semoga berkah.
Halal bi Halal Incu Ma Oyot, Amin Apretum
Sangat senang saat acara halal bi halal Cuyot sebab kami dapat bertemu dengan saudara-saudara dari keluarga besar (Al-Ahli) Amin bin Iskat bin Ishak.
Saat ziarah ke makam Desa Wanahayu, doa khusyu untuk almarhum dan almarhumah dipanjatkan, dilanjutkan dengan bertemu  sanak saudara. Berkumpul di Babakan Wanahayu dan bergantian dengan berkumpul di Sukamurni, Maja.
Satu tahun tak terasa, dapat bertemu dengan keluarga besar, suasananya cerah, meriah, ramah, dan berkah. Sekarang Incu Ma Oyot sudah banyak yang berkeluarga. Saya dan isteri sudah punya dua anak, ngabring menghadiri halal bi halal. Kemudian disambut oleh saudara yang telah hadir. Ngobrol ngaler ngidul, sungguh sangat berkesan. Idul Fithri, Iedul Mabarok. Tanpa terasa hari sudah sore, kami pun pamit, sebab mempersiapkan esok hari untuk silaturahmi ke keluarga di desa yang lain. Semoga kita dapat berkumpul kembali, semoga Allah melindungi kita dengan rahmat-Nya, Amin Ya Robb.
Amin Apretum bin Iskat bin Ishak, Abah Amin mempunyai 4 anak, yaitu Mama H Ihsan Fauzan, Bi Icih, Mang H. Sirojudin Abbas, dan Bi Eti.

Halal Bi Halal Keluarga Besar Cuyot (Abah Amin Apretum) dilaksanakan di :
- Babakan Wanahayu, Blok Minggu, Desa Wanahayu, Kec. Maja.
- Sukamurni, Maja Selatan, Maja

Setiap tanggal 7 Syawal 




MAMA K.H IHSAN FAUZAN
- Enok
- Dedeh
- Cecep
- Deden
- Ai
- Dea
- Ayip
- Lilim
- Yayang
BIBI ICIH
- Ohim
- Ijah
- Ajid
- Nanang
- Enok
MAMANG H SIROJUDIN
- Andi
- Deni
- Ina
- Egi
- Defah
BIBI Eti
- Mira
- Ima

HALAL BI HALAL
SETIAP TANGGAL 
7 SYAWAL
teu kenging hilap nya...

Islam Cemerlang, Rusun Pinus Elok

Islam Cemerlang Rusun Pinus Elok
by Dudi Akasyah

Kami menerima kunjungan dari Mr Riz dan Ms Indri dari Australia. Keduanya memberikan pelatihan Bahasa Inggris, Olahraga, dan materi yang lainnya. Anak-anak antusias mengikuti acara tersebut. bagi mereka sangat jarang menerima kunjungan dan kebersamaan dengan guru dari luar negeri. Kami juga dari para pengajar sangat senang dan terinspirasi untuk selalu berbagi dan menjalin silaturahmi dengan anak didik dimana pun berada.
Di penghujung kegiatan keduanya memberikan bantuan sebesar 1.000 dollar berupa sembako yang dibagikan kepada 100 anak tak mampu.
Kita juga salut dengan Mr Riz dan Ms Indri yang meski masih muda namun telah menaruh kepedulian. kita doakan semoga mereka dapat meraih sukses dunia dan akhirat, amin.
Kami juga ucapkan kepada para pengurus Islam Cemerlang, Comdev BEM UNJ, Ibu Majlis Taklim yang telah menyukseskan acara tersebut, semoga berkah.







keuntungan metode diskusi saat mengajar pelajar SLTA


KEUNTUNGAN METODE DISKUSI
Metode Diskusi bagi Murid SMA

Dudi Akasyah, MSi.

Definisi
Metode diskusi adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang diterapkan guru kepada siswa untuk membentuk beberapa grup siswa dimana antara satu grup dengan grup lainnya saling menyampaikan suatu materi, dibahas, tanya-jawab, dan pengambilan keputusan.
Uraian
Diskusi dapat dilakukan dari guru kepada murid, dapat pula dilakukan antar murid untuk memahami suatu pelajaran. Melalui diskusi murid dapat lebih enjoy di dalam memahami suatu pelajaran. Sebagai perbandingan dengan metode ceramah, metode ceramah di satu sisi mempunyai keunggulan, namun di sisi lain metode ceramah sering memforsir guru, baik energi maupun pemikiran, padahal perjuangan tersebut belum tentu dapat dipahami oleh murid. Tugas guru hanya meng-inisiasi acara diskusi, menyiapkan bahan, memandu, dan mengarahkan.
Terdapat beberapa hal positif yang akan diterima oleh murid melalui metode diskusi:
Membaca
Melalui diskusi murid bersungguh-sungguh di dalam membaca buku pelajaran, yang lainnya menyimak. Hal ini berbeda jika guru yang terus menerus menerangkan maka biasanya murid kurang menyimak. Melalui diskusi, murid akan membaca dengan seksama setiap materi pelajaran. Mungkin ada suatu motif dari mereka bahwa : Boleh jadi kalimat yang pelik itu akan ditanyakan oleh teman diskusinya. Di sisi lain, peserta diskusi akan teliti di dalam menyimak sehingga mereka dapat bertanya atau tampil bagus dalam diskusi tersebut.
Tanggung-jawab
Dalam diskusi, teman satu grup diskusi akan memiliki tanggung-jawab untuk mempelajari suatu mata pelajaran. Sebab jika semua anggota/tim dalam diskusi tidak siap dengan materi pembahasan maka kelompoknya akan dilanda kesulitan di saat menjawab berbagai pertanyaan dari kelompok lain. Oleh sebab itu maka muncul tanggung-jawab dari masing-masing individu untuk memahami pelajaran tersebut.
Murid Aktif, Kreatif, dan Prokduktif dalam Berpikir
Murid akan aktif untuk bertanya dan berjuang keras memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut. Waktu beberapa jam tak terasa, semua murid berpartisipasi di dalam diskusi. Merupakan suatu kebanggaan apabila ia dapat berpartisipasi di dalam diskusi.
Bekal Masa Depan Murid
Diskusi merupakan seni menyampaikan pendapat, menerima usulan, memperoleh jalan keluar, dan menetapkan suatu keputusan. Belajar diskusi dapat menghilangkan nervous, belajar menyampaikan pendapat. Pembelajaran diskusi merupakan persiapan murid sebelum mereka terjun ke masyarakat, yang mana untuk mengurusi masalah di masyarakat diperlukan musyawarah, adapun musyawarah merupakan bentuk formal dari diskusi.
Memperhalus bahasa
Dalam keseharian seringkali siswa berkata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan. Berbicara asal-asalan tanpa peduli apa akibatnya. Melalui diskusi, siswa diajak untuk belajar mengontrol pembicaraan. Melalui diskusi, siswa belajar untuk diplomatis, berpikir, berkomunikasi secara baik, persuasif, berpendapat, dan belajar mengambil keputusan.
Public Speaking
Belajar melalui diskusi merupakan pembelajaran agar murid kelak dapat memiliki kemampuan sebagai public speaking. Murid dilatih untuk belajar berbicara, berpidato, sambutan, ataupun pembicaraan formal lainnya. Melalui diskusi, pelajaran dibahas secara lebih antusias, lebih hidup, dan lebih meringankan. Tanpa metode yang tepat maka pelajaran yang berat akan terasa makin berat, sebaliknya seberat apapun pelajaran jika memakai metode yang tepat maka akan terasa mudah untuk memahaminya.
Penutup
Metode diskusi merupakan salah-satu cara transfer ilmu dari guru kepada murid. Melalui diskusi, murid lebih aktif di dalam menggali ilmu, dan melatih kerjasama, serta melatih mental, pemikiran, dan melatih cara menyampaikan ide atau gagasan.

Jakarta, 19 Feb 2014